Jenis Paragraf

| Minggu, 31 Oktober 2010
Jenis Paragraf - Ada empat jenis paragraf yang dibahas, yaitu paragraf deduktif, induktif, campuran, dan naratif. Perhatikan contoh berikut ini!

A. Contoh & Jenis Paragraf Deduktif
Ada beberapa penyebab kemacetan di Jakarta. Pertama, jumlah armada yang banyak tidak seimbang dengan luas jalan. Kedua, kedisiplinan pengendara kendaraan sangat minim. Ketiga, banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas, misalnya pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwenang dalam mengatur lalu lintas serta menindak para pelanggar lalu lintas. ( Paragraf Deduktif )

Penjelasan & Catatan Penting Paragraf Deduktif :
1. Kalimat utama berada di awal paragraf.
2. Menyatakan dari hal yang umum (luas) ke hal yang khusus.

B. Contoh & Jenis Paragraf Induktif
Guru menguasai materi dengan baik. Siswa terkelola dalam suasana pembelajaran yang kondusif. Proses pembelajaran aktif dan partisipatif. Evaluasi dilaksanakan sebagai pengukuran tingkat penyerapan siswa. Hal-hal di atas merupakan indikasi menuju keberhasilan pembelajaran di kelas. ( Paragraf Induktif )

Penjelasan & Catatan Penting Paragraf Induktif :
1. Kalimat utama berada di akhir paragraf.
2. Menyatakan dari hal yang khusus ke hal yang umum (luas).

C. Contoh & Jenis Paragraf Campuran
Bahasa sangat penting dalam kehidupan kita. Untuk berkomunikasi kita menggunakan bahasa. Untuk bekerja sama kita menggunakan bahasa. Untuk mewarisi dan mewariskan kebudayaan, kita memerlukan bahasa. Sekali lagi, betapa pentingnya bahasa bagi kehidupan kita ( Paragraf Campuran )

Penjelasan & Catatan Penting Paragraf Campuran :
1. Kalimat utama berada di awal dan ditegaskan kembali pada akhir paragraf.
2. Menyatakan dari hal yang umum (luas) ke hal yang khusus dan ditegaskan kembali pada hal yang umum (luas).

D. Contoh & Jenis Paragraf Naratif
Seseorang sedang menyapu sambil menembang. Pak Mo mengumpulkan daun-daun kering di sudut halaman. Esok hari pekerjaan yang sama menghadang di tempat yang sama. Daundaun jatuh dan Pak Mo menyapunya lagi. Begitulah rupanya hakikat dari hidup, selalu menuntut dibersih-bersihkan karena sampah dapat datang setiap saat, setiap desah nafas. ( Paragraf Naratif )

Penjelasan & Catatan Penting Paragraf Naratif :
1. Semua kalimat dalam paragraf itu terintegrasi secara baik; menggambarkan pikiran yang terdapat dalam paragraf itu.
2. Semua kalimat merupakan satu kesatuan isi. Satu kalimat pun tidak boleh sumbang.

Demikian artikel ini saya susun, semoga Jenis Jenis Paragraf ini dapat berguna bagi saudara saudara semua ^_^
Sumber : BS - E Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk SMA/MA Kelas X, karangan Sri Utami, Sugiarti, Suroto, Alexander Sosa

Kalimat Efektif

| Minggu, 24 Oktober 2010
MATERI : KALIMAT EFEKTIF

1. Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara. Kalimat efektif juga merupakan kalimat yang padat, singkat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat.

2. syarat kalimat efektif

Secara garis besar, ada dua syarat kalimat efektif, yaitu

1. Syarat awal yang meliputi pemilihan kata atau diksi dan penggunaan ejaan,

2. Syarat utama yang meliputi struktur kalimat efektif dan ciri kalimat efektif

Keraf (1984: 36) berpendapat, kalimat efektif tidak hanya sanggup memenuhi kaidah-kaidah atau pola-pola sintaksis, tetapi juga harus mencakup beberapa aspek lainnya yang meliputi, sebagai berikut:

1. Penulisan secara aktif sejumlah perbendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut,

2. Penguasaan kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif ,

3. Kemampuan mencantumkan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-gagasan,

4. Tingkat penalaran (logika) yang dimiliki seseorang.

Kalimat dasar bahasa Indonesia

| Sabtu, 16 Oktober 2010

Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). kalau tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Dengan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frasa. Inilah yang membedakan kalimat dengan frasa.

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

Unsur – unsur kalimat :

1. SUBYEK : adalah Unsur yang melakukan suatu tindakan atau kerja dalam suatu kalimat.

2. PREDIKAT : adalah sebagai unsur kata kerja.

3. OBYEK : adalah unsur yang dikenai kerja oleh subyek.

4. KETERANGAN : adalah kata keterangan kalimat tersebut terjadi dapat berupa keterangan waktu ataupun tempat kejadian.

5. PELENGKAP : adalah unsur yang melengkapi kalimat tak berobyek (Contoh : Adik menangis tersedu-sedu).

Setelah membicarakan beberapa unsur yang membentuk sebuah kalimat yang benar, kita telah dapat menentukan pola kalimat dasar itu sendiri. Berdasarkan penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

1. KB + KK : Mahasiswa berdiskusi.

2. KB + KS : Dosen itu ramah.

3. KB + KBil : Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.

4. KB + (KD + KB) : Tinggalnya di Palembang.

5. KB1 + KK + KB2 : Mereka menonton film.

6. KB1 + KK + KB2 + KB3 : Paman mencarikan saya pekerjaan.

7. KB1 + KB2 : Rustam peneliti.

Ketujuh pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat pula pola-pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks.

Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa kalimat mejemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat setara (koordinatif0, tidak setara

(subordinatif), ataupun campuran (koordiatif-subordinatif). Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk.

A. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat.

Contoh :

Mahasiswa berdiskusi

Dosen itu selalu ramah setiap hari.

Harga buku besar itu sepuluh ribu rupiah per buah.

B. Majemuk Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara terjad dari dua kalimat tunggal atau lebi. Kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut.

1. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika kedua kalimattunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara penjumlahan.

Contoh:

Kami membaca

Mereka menulis

Kami membaca dan mereka menulis

2. Kedua kaltunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh kata tetapi jika kalimat itu menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemu setara pertentangan.

Contoh:

Amerika dan Jepang tergolong negara maju.

Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang.

Amerika dan Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang.

3. Dua kalimat tunggal ata lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika kejadian yang dikemukakannya berurutan.

Contoh:

Mula-mula disebutkan nama-nama juara MTQ tingkat remaja, kemudian disebutkan nama-nama juara MTQ tingkat dewasa.

Upacara serah terima pengurus koperasi sudah selesai, lalu Pak Ustaz membacakan

doa selamat.

4. Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu

menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pemilihan.

Contoh:

Para pemilik televisi membayar iuran televisinya di kantor pos yang terdekat, atau

para petugas menagihnya ke rumah pemilik televisi langsung.

C. Kalimat Majemuk tidak Setara

Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat, sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak kalimat.

Contoh:

a. Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern. (tunggal)

b. Mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer. (tunggal)

c. Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, mereka masih dapat

mengacaukan data-data komputer itu.

D. Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat majemuk taksetara (bertingkat) dan kalimat majemuk

setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk taksetara (bertingkat).

Misalnya:

1. Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.

2. Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai..

Sumber :

http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/PengertianKalimat.pdf

Variasi / ragam bahasa

| Minggu, 10 Oktober 2010

Ragam bahasa dalam bahasa Indonesia berjumlah sangat banyak . Maka itu, ia dibagi atas dasar pokok pembicaraan, perantara pembicaraan, dan hubungan antarpembicara.

Ada 3 bahasa di Indonesia

  • Bahasa Indonesia
  • Bahasa daerah
  • Bahasa asing

Keterpakaian bahasa sebagai Sarana Ilmu, Budaya, dan Sastra

· Digunakan sbg sarana pengembangan iptek: 360.000 istilah bidang ilmu

· Digunakan untuk pengembangan budaya nasional

· Digunakan untuk pengembangan susastra Indonesia dan serumpun

RAGAM BAHASA INDONESIA

· Berdasarkan Penutur

· Dialek

· Sosiolek

· Berdasarkan Sarana

· Lisan

· Tulis

· Berdasarkan Pemakaian

· Hukum

· Ekonomi

· Politik

· Teknik

· Militer

· Agama

· Komunikasi

· Dll

  • Berdasarkan Formal-Nonformal

· Formal

· Nonformal

Ragam Lisan dan Tulis

1. Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.

Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
a. Memerlukan kehadiran orang lain
b. Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap
c. Terikat ruang dan waktu
d. Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara

Kelebihan ragam bahasa lisan :
a. Dapat disesuaikan dengan situasi
b. Faktor efisiensi
c. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan gerak anggota badan agah pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan gerak-gerak pembicara.
d. Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya.
e. Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur.
f. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif.

Kelemahan ragam bahasa lisan :
a. Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.
b. Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
c. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan.
d. Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.

Contoh Ragam Lisan

  1. Pengunaan Bentuk Kata

1) Dinas PU Senang Ngelihat Koban Jalan Berlubang (RM, 9/3/2008)

2) Internet Masuk Desa, Menteri Nuh Ngeblok Situs Porno (RM, 9/3/2008)

3) Pembahasan APBD 2008 lelet: Saya Tepaksa Ngutang (PK, 23/2/2008)

4) Ngetop dengan ungkapan, “Siapa sih lo?” (PK, 23/2/2008)

b. Penggunaan Kosakata

1) Fauzi Bomo ogah bertanggung jawab (RM, 9/3/2008)

2) Susilo Cs Pede Jadi Juara Pilpres (RM, 9/3/2008)

3) Oleg Dibikin Oleng (RM, 9/3/2008)

4) Penculik mahasiswi spesialis incar gadis (PK, 23/2/2008)

c. Penggunaan Struktur Kalimat

1) Kalo menurutku, itu malah bagus bisa mengurangi kemacetan, ya yok i? (PK, 23/2/2008)

2) Dengan kalian mogok sebagai alasan untuk tidak ngasih pesangon. (PK, 23/2/2008)

2. Ragam Tulis

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dengan ragam bahasa tulis, kita tuntut adanya kelengkapan unsur kata seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.

Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
a. Tidak memerlukan kehaduran orang lain.
b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
c. Tidak terikat ruang dan waktu
d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.

Kelebihan ragam bahasa tulis :
a. Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan.
b. Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
c. Sebagai sarana memperkaya kosakata.
d. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.

Kelemahan ragam bahasa tulis :
a. Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
b. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
c. Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Ragam bahasa fungsionalm adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya.

Ada 3 ragam bahasa fungsional, yaitu :
1. Ragam Bahasa Bisnis
Ragam bahas bisnis adalah ragam bahasa yang digunakan dalam berbisnis, yang biasa digunakan oleh para pebisnis dalam menjalankan bisnisnya.
Ciri-ciri ragam bahasa bisnis :
a. Menggunakan bahasa yang komunikatif
b. Bahasanya cenderung resmi
c. Terikat ruang dan waktu
d. Membutuhkan adanyaorang lain

Ragam Baku dan Nonbaku

  1. Ragam Baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka acuan norma bahasa dalam penggunaannya.

Syarat Ragam Baku :

· Kemantapan dinamis

Kemantapan berarti, bahasa baku seuai dengan pola dan sistembahasa yang baku

Misalnya:

Bentuk kata dengan peng-

Peng + kontrak = pengontrak

bukan pengkontrak

meng- + suplai = menyuplai

bukan mensuplai

Dinamis berarti, tidak kaku dan dapat menerima perubahan yang berpola dan bersistem

Misalnya:

penatar >< petatar

penyuluh >< pesuluh

penyepak bola >< pesepak bola

penuduh >< tertuduh

pendakwa >< terdakwa

· Cendekia

· Ragam baku cendekia adalah ragam baku yang dipakai di tempat resmi.

· Penggunanya adalah orang yang terpelajar

· Biasanya diperoleh dari jalur formal

· Ragam cendekia lahir dari kesadaran berbahasa sehingga kalimat yang dihasilkan jelas dan cendekia.

Misalnya (tidak cendekia):

Rumah ini mau dijual.

· Seragam

· Pembakuan bahasa adalah proses penyeragaman bahasa.

· Pembakuan mencari kesamaan bahasa

· Keseragaman didasarkan kesepakatan.

· Bahasa baku tidak lepas dari kesepakatan untuk keseragaman.

· Misalnya:

SIM bukan lisensi

KTP bukan identitas pribadi

2. Ragam Nonbaku Ragam tidak baku (nonbaku) adalah ragam yang menyimpang dari norma baku.

· Menyimpang dari kebakuan

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia

valentz007.files.wordpress.com/2009/10/ragam-bahasa-indonesia.ppt

http://princessniemoss.blogspot.com/2010/03/ragam-bahasa-indonesia.html